GOTONG ROYONG APA MASIH MEMBUDAYA DI DESA ?
- p3mdkabbanjar
- 25 Okt 2016
- 2 menit membaca

Desa Bincau Muara, 22/10/2016. Kadang kita merasa ragu apakah masyarakat desa khususnya masih mempunyai semangat gotong royong di dalam membangun desanya, apa lagi dengan hadir nya Undang - Undang Desa No. 06 Tahun 2014 yang memberikan kewenangan penuh kepada desa di dalam membangun desanya dan tak lupa di ikuti penyertaan Dana Desanya yang lumayan besar jumlahnya. Sehingga se akan - akan desa termanjakan, sehingga semua se akan - akan di nilai dengan uang. Tapi setelah kita amati dan kita ikuti di lapangan tidak benar lah semua opini yang berkembang di masyarakat desa tersebut, seperti yang terlihat di desa Bincau Muara kecamatan Matapura kota, walaupun desa ini berdekatan dengan lingkungan perkotaan akan tetapi semangat gotong royong sungguh bisa di banggakan laki - laki nya bahu membahu mengangkat material pembuatan jembatan yg terdiri dari besi baja sedangkan kaum perempuan nya bersama- sama menyediakan konsumsi bagi yang bergotong royong tersebut, bahkan gotong royong ini siang dan malam di lakukan dengan cara aplusan atau bergantian. Setelah di tanya kepada warga desa mengapa masyarakat desa muara bincau melakukan hal tersebut, menurut kepala desa masyarakat desa bincau muara yang mewakili karena masih kental kekerabatannya dan yang kedua ini merupakan bentuk rasa bersukur mereka atas terwujudnya jembatan yang selama ini di idam- idamkan khusus bagi lingkungan seberang sungai, yang dulunya hanya terbuat kayu dan kecil yang kemudian di renovasi menjadi jembatan rangka baja berukuran 16 x2M dengan biaya dari Dana Desa Rp 109.685.000 kemudian Swadaya Masyarakat sebesar Rp 3.000.000,- sedangkan Tenaga kerjanya Gotong Royong, menurut kepala Desa menambahkan banyak yang bisa di hebat dari upah tenaga kerja dengan gotong royong ini menurut beliau mungkin sampai 100 juta. Jembatan yang berada di Jalan Melati RT.04 ini merupakan sangat vital bagi warga sekitar karena akses anak sekolah, jalan perdagangan, jalan para petani yang menuju lahan dan menjual hasil pertanian mereka. Kini progres kegiatan sudah mencapai 50% meng akhiri perbincangannya. ( fnz )
Comments